Senin, 23 Desember 2013

model kurikulum - kurikulum teknologis



Bab 1
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Kurikulum pendidikan harus bersifat dinamis, senantiasa berubah menyesuaikan dengan keadaan suapaya dapat memantapkan belajar dan hasil belajar. Dalam dunia pendidikan dibutuhkan yang dinamakan kurikulum yang membantu dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional. Berbagai jenis dalam pengembangan kurikulum dipakai oleh pemerintahan Indonesia dalam mencapai cita-cita bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlaq serta berbudi pekerti luhur. Hal ini perlu adanya kerja sama antara Pemerintah pusat, administrator, kepala kantor wilayah pendidikan, kebudayaan, serta peranan guru dalam pendidikan.
       Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja berdasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta konsep pendidikan yang digunakan. Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan yang desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikulum yang bersifat subjek akademis berbeda dengan kurikulum humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial.
1.2  Rumusan Masalah
A.    Apakah Kurikulum Subjek Akademis itu ?
B.     Apakah Kurikulum Humanistik  itu ?
C.     Apakah Kurikulum Rekonstruksi Sosial itu ?
D.    Apakah Kurikulum Teknologi itu ?
E.      Apa contoh kurikulum yang sesuai model konsep masing-masing ?
F.      Jelaskan  kesesuaian model konsep kurikulum dengan dokumen kurikulum terhadap Dimensi Kurikulum:
*      Ide
*      Dokumen
*      Aktivitas
*      Hasil Belajar












1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui  Kurikulum Subjek Akademis
2.      Untuk mengetahui  Kurikulum humanistik
3.      Untuk mengetahui  Kurikulum Rekonstruksi Sosial
4.      Untuk mengetahui  Kurikulum Teknologi
5.      Untuk mengetahui contoh kurikulum yang sesuai model konsep masing-masing
6.      Untuk mengetahui  kesesuaian model konsep kurikulum dengan dokumen kurikulum terhadap Dimensi Kurikulum:
*      Ide
*      Dokumen
*      Aktivitas
*      Hasil Belajar


BAB II
ISI

A.    Subjek Akademis
Kurikulum subjek akademis adalah model konsep kurikulum tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena kurikulum ini cukup praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Pada kurikulum ini, orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.
Isi pendidikan disesuaikan dengan displin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan bahan sendiri, melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi materi yang dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual.
Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Salah satu contoh kurikulum yang berdasarkan atas struktur pengetahuan adalahMan: A Course of Study (MACOS). MACOS adalah kurikulum untuk sekolah dasar, terdiri atas buku-buku, film, poster, rekaman, permainan, dan perlengkapan kelas lainnya. Kurikulum ini ditujukan untuk mengadakan penyempurnaan tentang pengajaran ilmu sosial dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan Brunner. Sasaran utama kurikulum MACOS adalah perkembangan kemampuan intelektual, yaitu membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak walaupun dengan cara sederhana mampu menganalisis kehidupan sosial.

B.Humanistik
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (persoznalized educationi)yaitu John Dewey dan J.J. Rousseau. Konsep ini lebih mengutamakan siswa yang merupakan subjek yang menjadi pusat utama kegiatan pendidikan. Selain itu, pendidik humanis lebih juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa seorang anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja dari segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain). 




Ada tiga aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik, yaitu:
1.  Pendidikan Konfluen, menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespons secara utuh (baik segi pikiran, perasaan, maupun tindakan), terhadap kesaruan yang menyeluruh dari lingkungan.
2. Kritikisme Radikal, pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya.
3. Mistikisme Modern, yaitu aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity training, yoga, meditasi, dan sebagainya.Kurikulum konfluen memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut:
1.      Partispasi, kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar.
2.     Integrasi, adanya interaksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan.
3.    Relevasi, adanya kerelevanan is kurikulum antara kebutuhan, minat dan kehidupan murid.
4.  Pribadi anak, memberikan tempat utama pada pribadi anak untuk berkembang dan beraktualisasi potensi secara utuh.
5.      Tujuan, memiliki tujuan mengembangka pribadi yang utuh.

Dalam evaluasi, kurikulum humanistik lebih mengutamakan proses dari pada hasil, dan tidak memiliki kriteria pencapaian. Sasaran kurikulum ini adalah perkembangan anak agar menjadi manusia yang lebih terbuka dan lebih mandiri.

C. Rekonstruksi Sosial
Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Pada kurikulum ini, pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, dan kerja sama. Kerja sama dan interaksi yag terjadi bukan hanya antara guru dan siswa, melainkan antara siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan serta siswa dengan sumber belajar lainnya.

Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug melihat adanya kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Rug menginginkan siswa dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial sehingga diharapkan dapat menciptakan masyarakat baru yang lebih stabil.

Theodore Brameld, pada awal tahu 1950-an menyampaikan gagasanya tentang rekonstruksi sosial. Untuk melaksanakan hal itu, sekolah mempunyai kewajiban membantu individu mengembangkan kemampuan sosialnya dan membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan sosial.


Ciri-ciri desain kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:
1.  Bertujuan utama menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia dalam masyarakat.
2.   Kegiatan belajar dipusatkan pada masalah-masalah sosial yang mendesak.
3.  Pola-pola organsasi kurikulum ini disusun seperti sebuah roda, ditengah-tengahnya sebagai poros merupakan masalah yang menjadi tema utama.











Kurikulum rekonstruksi sosial memiliki komponen-komponen yang sama dengan model kurikulum lain tetapi isi da bentuk-bentuknya berbeda. Komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosial adalah sebagai berikut:
a)      Tujuan dan isi kurikulum.
Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah.
b)      Metode.                                                                                  
Bagi rekonstruksi sosial, belajar merupakan kegiatan bersama, ada kebergantungan antara seorang dengan lainnya, tidak ada kompetisi, yag ada adalah kerjasama, pengertian dan konsensus.
c)      Evaluasi.
Siswa dilibatkan dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan.

Untuk pelaksanaan pengajaran rekonsruksi sosial, Harold G. Shane menyarankan para pengembang kurikulum, agar mempelajari kecenderungan (trends) perkembangan. Kecenderungan utama adalah perkembangan teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap kondisi dan perkembangan masyarakat. Kecenderungan lain adalah perkembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

D.Teknologi
Perkembangan teknologi pada abad ini sangatlah pesat. Perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi semua bidang, termasuk bidang pendidikan. Sejak dulu pendidikan telah menggunakan teknologi, seperti papan tulis, kapur, dan lain-lain. Namun, sekarang seiring dengan kemajuan teknologi  banyak alat (tool) seperti audio,video, overhead projector, film slide, dan motion film, serta banyak alat-alat lainnya.

Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum dibagi dalam dua bentuk, yaitu:
1.  Perangkat lunak (software) atau disebut juga teknologi sistem (system technology). Pada bentuk ini, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat teknologis yang menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan.
2. Perangkat keras (hardware) atau sering disebut juga teknologi alat (tools technology). Pada bentuk ini, lebih menekankan kepada penyusuna program pengajaran atau rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem.

Ciri-ciri kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologis pendidikan (kurikulum teknologis), yaitu:
a. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut objektif atau tujuan instruksional.
b.  Metode yang digunakan biasanya bersifat individual, kemudian pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
-          Penegasan tujuan kepada siswa.
-          Pelaksanaan pengajaran
-          Pengetahuan tentang hasil
-          Organisasi bahan ajar
-          Evaluasi
Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa kriteria, yaitu:
1. Prosedur pengembagan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain.
2.  Hasil pengembangan terutama yang berbentuk model adalah yang bisa diuji coba ulang, dan hendaknya memberikan hasil yang sama.
Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu.

Dalam pengembangan kurikulum teknologis kerjasama dengan para penyusun program dan penerbit media elektronik serta media cetak. Pengembangan pengajaran yang betul-betul berstruktur dan bersatu dengan alat dan media membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ini merupakan hambatan utama dalam pengembangan kurikulum teknologis.

B.     Dimensi dalam Model Kurikulum Teknologi

*      Ide
Pengertian kurikulum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide pada dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya Misalkan Suatu kurikulum dapat juga mengacu pada suatu dokumen Yang berisi rumusan tentang tujuan bahan ajar, kegiaan belajar mengajar, jatwal,dan evaluasi.Suatu kurikuum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antaran penyusun kurikulum dan pemengang kebijakan pendidikan dan masyarakat.Memandang kurkulum sebagai bagian dari sistem persekolahan sitem pendidikan, dan bahkan sistem masyarakat.Suatu siste kurikulum mencangkup sistem personalia dan prosedur kerja bagaiman cara menyusun kurikulum melaksanakan, mengevaluasi,dan menyepurnakan . kurikulum dimana wewenang menentukan ada pada pengambil kebijakan urtuk suatu lembaga pendidikan. Sedangkan Implementasi kurikulum berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum di lapangan (lembaga pendidikan/kelas) dimana yang menjadi pengembang dan penentu adaIah dosen/tenaga kependidikan. kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan. Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan (dimensi ide)
Berkenaan dengan landasan filosofis dan berkaitan dengan: landasan teori (teori belajar, model dan desain kurikulum yang digunakan). Pengertian kurikulum sebagai dimensi berkaitan dengan ide pada dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum selanjutnya.
proses penyusunan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan daerah, melibatkan stakeholder pendidikan, dan akuntabel. Perencanaan yang baik memiliki karakteristik tersendiri, yaitu perencanaan seharusnya sesederhana mungkin namun harus jelas kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya sehingga mudah dipahami dan diimplementasikan. Perencanaan juga harus memiliki isi yang sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan sesuai dengan kapasitas daerah untuk melaksanakannya, serta terukur sehingga mudah untuk dilihat hasil yang telah dicapai dengan pengukuran yang dapat dilakukan dengan trsedianya data yang akurat dan mutakhir dari waktu ke waktu. Perencanaan harus benar-benar dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan.sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswaa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis ataupun dinams dan kompetensi yang harus dimiliki.dimensi ide dalam kurikulum harus bisa menunjang prestasi dalam pembelajaran yang  ada.
*      Dokumen
Ini merupakan contoh dimensi dokumen tentang model kurikulum teknologi. Kami memberi contoh tentang Silabus SMK.
SILABUS MULTIMEDIA Ke-II SMK/MAK
NAMA SEKOLAH : SMK / MAK
MATA PELAJARAN : Multimedia
KODE KOMPETENSI : MMP.IC.02.004.01
ALOKASI WAKTU : 54 X 45 menit
  • STANDAR KOMPETENSI
    Menggabungkan Gambar 2D ke dalam Sajian Multimedia
  • KOMPETENSI DASAR
    Bekerja dengan gambar digital
  • INDIKATOR
    1. Istilah yang benar untuk gambar digital digunakan dalam konteks yang spesifik
    2. Penggunaan range format file grafik, manajemen file dan sistem pemindahan ditampilkan secara benar, termasuk penyimpanan, importing, exporting, dan pemindahan gambar digital sebagai file elektronik
    3. Program software untuk mengedit grafik bitmap dan vektor kontemporer diidentifikasi dan fitur-fiturnya dijelaskan
    4. Properties gambar vektor dan bitmap diidentifikasi dan fitur-fiturnya dijelaskan
    5. Konversi dari bitmap ke gambar vektor dan sebaliknya ditampilkan untuk pekerjaan spesifik
    6. Peralatan scanning dioperasikan secara benar untuk mengkonversikan nada atau garis gambar berkelanjutan ke data digital, dengan memperhatikan detil nada, halftone, resolusi dan koreksi gambar
  1. MATERI PEMBELAJARAN
    1. Gambar digital
    2. Pengoperasian software multimedia pengolah gambar digital
    3. Pemindaian gambar
    4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
    5. Mengidentifikasi penyusunan gambar digital dengan benar
    6. Menjelaskan perbedaan antara gambar digital berbasis vektor dengan gambar digital berbasis raster
    7. Memahami penggunaan format file gambar untuk kegiatan multimedia lebih lanjut
    8. Mengatur file gambar (menyimpan, mengimpor, mengekspor dan memindah)
    9. Memilih software multimedia pengolah gambar digital sesuai dengan kebutuhan dengan tepat
    10. Menjalankan software multimedia pengolah gambar sesuai dengan prosedur
    11. Mengidentifikasi bagian-bagian software multimedia pengolah gambar dan mengetahui penggunaannya dengan benar
    12. Mempelajari penggunaan fitur-fitur yang tersedia untuk menghasilkan gambar digital sesuai dengan kebutuhan
    13. Mempelajari sifat-sifat gambar digital yang dapat diolah lebih lanjut
    14. Menjelaskan sifat-sifat gambar digital
    15. Menyimpan gambar digital dalam format yang ditentukan
    16. Mengekspor gambar digital
    17. Mengimpor gambar digital
    18. Mengkonversi gambar digital ke format tertentu
    19. Menghubungkan alat pemindai ke komputer sesuai dengan prosedur
    20. Menginstall driver alat pemindai bila dibutuhkan sesuai dengan prosedur
    21. Menjalankan alat pemindai gambar sesuai dengan prosedur
    22. Menentukan gambar cetak yang akan dipindai (majalah, photo, gambar tangan, koran)
    23. Meletakkan gambar cetak yang akan dipindai ke dalam alat pindai dengan benar
    24. Melakukan pemindaian gambar cetak melalui software multimedia pengolah gambar dengan benar
    25. Mengatur opsi-opsi pemindaian sesuai dengan kebutuhan
    26. Melakukan koreksi dan mengatur sifat-sifat gambar digital hasil pemindaian untuk pekerjaan lebih lanjut
    27. Menyimpan gambar digital ke dalam format tertentu
    28. Menutup software multimedia pengolah gambar sesuai dengan prosedur
    29. Mematikan alat pemindai gambar sesuai dengan prosedur
  2. PENILAIAN
    1. Observeasi
    2. Ujian lisan
    3. Ujian tulis
    4. Portofolio
    5. Ujian praktek
  3. SUMBER BELAJAR
    1. Gambar digital
    2. Komputer
    3. Software multimedia pengolah gambar digital
    4. Scanner
    5. Gambar cetak
    6. Gambar tangan
    7. Komputer
*      Aktivitas
SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang mencetak siswanya agar bisa siap kerja. SMK merupakan salah satu tangga menuju lapangan kerja. Mengingat sekarang ini persaingan di dunia kerja begitu ketat, sedangkan lowongan yang disediakan sedikit, dampaknya terjadi ledakan pengangguran. Masalah pengangguran merupakan pekerjaan utama negara. Jika masalah pengangguran tak selesaikan, maka memicu tindak kriminal karena faktor ekonomi. Indonesia tak mau mimpi buruk ini terjadi, masalah pengangguran harus lekas diatasi, langkah-langkah nyata adalah mengundang investor asing guna menanamkan modal di Indonesia, dengan membuka industri padat karya.
SMK membangun sarana pendidikan formal yang berorientasi kerja. SMK merupakan salah satu tangga untuk menyelesaikan masalah pengangguran. Pemerintah begitu serius menggarap SMK agar lulusan SMK bisa langsung diserap oleh industri yang memerlukan tenaga kerja muda yang terampil. 
Pengalaman kerja menjadi salah satu tangga penolong bagi pencari kerja. Sekarang ini, salah satu syarat yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah memiliki pengalaman kerja untuk bidang tertentu. Begitu berhargannya pengalaman kerja sehingga mampu mengalahkan gelar sarjana S1. Guna menambah pengalaman kerja, SMK bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan jurusan. Kerja sama ini dalam bentuk, perusahaan memberi kesempatan kerja praktik bagi siswa SMK.
Rahasia berikutnya adalah pengalaman kerja. Hal ini merupakan tangga yang penting memenangkan persaingan kerja adalah pengalaman, dengan memiliki pengalaman kerja, si pencari kerja bisa langsung mengerjakan apa yang dia perintahkan oleh atasannya tanpa ada bingung lagi.  Sementara, bagi perusahaan, tak perlu lagi mengeluarkan tenaga dan biaya untuk mengadakan job training bagi pegawai baru.
SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang mencetak lulusan siswanya agar bisa siap kerja. Di SMK ini banyak jurusan yang bisa dipilih siswa-siswanya sesuai minat dan bakat yang dimiliki. Ada SMK Otomotif, SMK Perhotelan, SMK Informasi dan Komunikasi, dan masih banyak lagi.
Di SMK ini sistem pembelajarannya beda sama di SMA, jika di SMA lebih mengutamakan teori daripada prakteknya. Namun sebaliknya, di SMK  lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Hal tersebut dapat dilihat dari siswa-siswa SMK yang lebih sering magang di suatu tempat sesuai dengan jurusan mereka. Misalnya, SMK Otomotif mereka magang di bengkel-bengkel tertentu.


*      Hasil Belajar
Salah satu kegiatan yang berkaitan dengan tingkat keprofesionalan guru di dalam pencapaian kualitas hasil belajar adalah evaluasi hasil belajar. Hasil belajar yang dievaluasi adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta didik melalui pembelajaran di kelas ataupun di bengkel (laboratorium). Evaluasi dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Dalam kaitannya dengan program pendidikan,tujuan evaluasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) untuk memperoleh data yang mendukung tingkat ketercapaian kompetensi dan tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, dan (2) untuk mengetahui tingkat efektivitas metode-metode pengajaran yang telah digunakan oleh pengajar. Dari referensi ini dapat dipahami bahwa kegiatan evaluasi adalah mengevaluasi hasil belajar yang tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauhmana penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang harus dikuasai sebagaimana yang telah dirumuskan pada profil kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran di SMK memiliki perbedaan yang khas dibanding­kan dengan pembelajaran di Sekolah Menengah Umum (SMU). Salah satu ciri khasnya adalah adanya proses pembelajaran keterampilan di laboratorium atau bengkel dan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan/Industri (PKL). Dengan demikian, hasil belajar peserta didik merupakan gabungan hasil belajar teori di kelas dengan praktik di bengkel. Berdasarkan buku Pedoman
Evalu­asi Hasil Belajar SMK tahun 1999 ditetapkan bahwa evaluasi hasil belajar adalah kegiatan pengukuran dan penilaian penguasaan peserta didik terhadap tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pengukuran hasil belajar adalah proses membandingkanantara pencapaian hasil belajar peserta didik dalam suatu kemampuan dengan kriteria yang dipersyaratkan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa skor untuk kemampuan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian ini dalam kegiatan evaluasi selalu melibatkan kegiatan pengukuran dan penilaian.
Pengukuran adalah proses pemberian bilangan atau angka pada objek-objek atau sesuatu kejadian menurut aturan tertentu (Kerlinger, 1993), peng-ukuran terdiri dari aturan-aturan tertentu untuk memberikan angka atau bilangan kepada objek dengan cara tertentu pula sehingga angka itu dapat mempresentasikan dalam bentuk kuantitatif sifat-sifat dari objek tersebut. Jadi, inti dari pengukuran adalah memberi bentuk kuantitatif pada objek atau kejadian dengan memperhatikan aturan-aturan tertentu sehingga bentuk kuantitatif tersebut betul-betul menunjukkan keadaaan yang sebenarnya dari objek yang diukur. Dalam hal ini, objek yang diukur adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai satu kesatuan yang utuh yang menunjukkan kualitas perilaku hasil belajar dari peserta didik.
Penilaian merupakan suatu kegiatan untuk menentukan tingkat atau de­rajat sesuatu objek atau kejadian yang didasarkan atas hasil pengukuran objek tersebut. Dalam dunia pendidikan, penilaian merupakan usaha formal untuk menetapkan tingkat atau derajat peserta didik berdasarkan ubahan pendidik-an yang diinginkan (Popham, 1985). Menurut Hill(1997), penilaian adalah kegiatan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengukuran untuk meng-analisis dan mempertimbangkan unjuk kerja peserta didik pada tugas-tugas yang relevan. Kegiatan ini juga digunakan untuk menilai materi, program, atau kebijakan-kebijakan dengan maksud untuk menetapkan nilai kelayakan peserta didik. Jadi, penilaian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan formal untuk menentukan tingkat atau status, penafsiran dan deksripsi hasil pengukuran hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan aturan tertentu.
Evaluasi dilakukan terhadap informasi hasil pengukuran dan penilaian. Hasil pengukuran berbentuk skor (angka) yang kemudian skor ini dinilai dan ditafsirkan berdasarkan aturan untuk ditentukan tingkat kemampuan seseorang. Dari hasil proses penilaian ini kemudian dilakukan evaluasi un­tuk menentukan tingkat keberhasilan seseorang atau suatu program. Dalam dunia pendidikan, menilai sering diartikan sama dengan melakukan evaluasi. Kegiatan menilai dan mengevaluasi umumnya dilakukan oleh guru yang ber­sangkutan. Perbedaan antara kedua kata tersebut terletak pada pemanfaatan informasi











BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Kurikulum adalah Rencana pendidikan yang dilaksanakan dalam suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal. Dalam kurikulum,kita harus mengetahui kebutuhan apa yang akan diperlukan oleh peserta didik. Sehingga,tercapai tujuan pendidikan secara maksimal.
Perkembangan teknologi pada abad ini sangatlah pesat. Perkembangan teknologi tersebut mempengaruhi semua bidang, termasuk bidang pendidikan. Sejak dulu pendidikan telah menggunakan teknologi, seperti papan tulis, kapur, dan lain-lain. Namun, sekarang seiring dengan kemajuan teknologi  banyak alat (tool) seperti audio,video, overhead projector, film slide, dan motion film, serta banyak alat-alat lainnya.



DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata, Nana (2010) . Pengembangan Kurikulum dan Teori Praktek.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya .
http://youngbloodjogja.blogspot.com/2011/06/Kurikulum dan Dimensi kurikulums.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar