Senin, 23 Desember 2013

penerapan teori kritis dalam pendidikan



TEORI KRITIS
Teori Kritis dikemukakan oleh sekelompok ilmuan dari sekolah frankfurt,yakni Max Horkheimer, Theodor Adorno ,Erich Fromm,Herbert Marcuse,dan Jurgen Habermas,teori yang mereka kemukakan adalah Teori Kritis (Critical Theory) karena karya-karya mereka adalah melakukan Kritik dalam berbagai hal dalam kehidupan masyarakat.
TEORI KRITIS DALAM PENDIDIKAN
Poin 1
dalam teori kritis,lingkungan dan masa dapat berpengaruh terhadap hasil yang objektif,ini berarti Sedikit banyaknya Pengetahuan yang didapat oleh peserta didik bukan hanya berasal dari intelegensi yang dimiliki, namun lingkungan tempat belajar juga berpengaruh terhadap hasil pencapaian, misalnya perbedaan antara kegiatan pembelajaran di kota dan di desa,pada umumnya, pelajar di kota memiliki sifat individualis yang tinggi,dan memiliki ketergantungan terhadap teknologi.
 lembaga pendidikan di kota juga terjamin dengan sarana yang memadai,berbeda dengan kegitan belajar  di desa, sikap sosialis masih sangat kental, sedangkan akses dan pengetahuan terhadap teknologi sangat terbatas. Fasilitas pendidikan di desa juga tidak selengkap fasilitas pendidikan di kota,faktor-faktor inilah yang menyebabkan perbedaan kompetensi, apabila pelajar yang berasal dari kota belajar di desa,maka akan sulit bersosialisasi,namun sudah menguasai teknologi, begitu pula sebaliknya, apabila pelajar dari desa berpindah ke kota. Maka mudah bersosialisasi,walaupun teman-teman di sekelilingnya bersifat individualis, sebaliknya pada penguasaan teknologi,pelajar dari desa perlu belajar lagi untuk menyesuaikan perkembangan teknologi.
Suasana belajar di kota juga berbeda dengan suasana belajar di desa. Kondisi lingkungan yang masih alami,udara yang segar dan jauh dari keramaian membuat pelajar yang berasal dari desa lebih cepat menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, dibandingkan pelajar dari kota,yang kegiatan belajarnya kadang terganggu oleh kebisingan lalu lintas.
Dalam penerapannya,teori kritis dapat diterapkan untuk membentuk lingkungan belajar yang kondusif,namun juga harus didukung dengan kompetensi guru yang bagus. Diharapkan dengan teori ini,sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan semakin meningkat.sehingga lulusan yang dihasilkan berkualitas baik dikarenakan faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi hasil pencapaian.
Poin 2
            Dalam teori kritis, dijelaskan bahwa tidak boleh mengabaikan nilai-nilai dalam sebuah karya,para kritikus tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa ilmu sosial itu bebas nilai,
dalam hal pendidikan, menurut saya, apabila poin 2 diterapkan dalam lembaga pendidikan,akan berpengaruh terhadap proses sosialisasi seorang pelajar,dimana seorang pelajar diharapkan mampu menyertakan nilai-nilai dalam pergaulan dan proses pembelajaran,baik itu nilai sosial,religius, maupun nilai-nilai lainnya,sehingga selain menguasai pengetahuan,siswa juga mengerti nilai-nilai serta norma sosial dalam masyarakat yang dapat berguna apabila kelak diterjunkan di masyarakat
penerapan teori kritis juga akan berpengaruh terhadap kinerja seorang guru,dimana dalam pengajarannya,guru didorong untuk menerapkan nilai-nilai sosial,religius,Dsb. Sehingga menjadi contoh bagi siswa.dengan ini diharapkan terciptanya perubahan sosial pada siswa.

Poin 3
            Pada teori kritis disebutkan bahwa sosiologi dianggapnya sibuk dengan pengembangan metode ilmiah dan tidak perduli dengan nasib banyak orang,sosiologi harusnya menjadi agen perubahan sosial.
            Menurut saya,apabila poin ketiga ini diterapkan dalam pendidikan, akan berpengaruh terhadap pola pikir siswa didik, dimana siswa didik akan berpikir sistematik namun juga tidak mengesampingkan fungsi mereka kelak,yakni menjadi agen perubahan sosial yang langsung terjun ke masyarakat. Pada poin ketiga ini, sudah dapat kita lihat penerapannya dalam lembaga pendidikan,dimana siswa selain dibekali dengan pengetahuan yang mencukupi juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri maupun bergabung dalam organisasi dalam lembaga/instansi tempat mereka belajar,misalnya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maupun organisasi,misalnya OSIS.sehingga siswa tidak hanya memiliki hard skill. Namun juga ditunjang oleh soft skill yang bagus.

Poin 4
            Pada Teori kritis juga dijelaskan bahwa penyebab utama problem-problem sosial dalam masyarakat modern telah mengalami pergeseran dari sebab ekonomi ke sebab-sebab rasionalitas. Rasionalitas dibedakan menjadi dua,yakni rasionalitas formal dan rasionalitas subtansif
            Apabila rasionalitas formal diterapkan dalam kegiatan pendidikan,maka akan terjadi usaha  pencapaian tujuan yang telah didefinisikan oleh pimpinan lembaga/instansi pendidikan yang bersangkutan. Misalnya : sebuah sekolah mempunyai visi bahwa  pada 5 tahun mendatang sekolah tersebut akan menjadi sekolah berstandard internasional, disini peran seorang kepala sekolah sangat diperlukan untuk merumuskan langkah-langkah apa saja yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan, sedangkan pihak guru,siswa dan segenap pegawai sekolah berperan sebagai pelaksana tercapainya tujuan tersebut
            Apabila rasionalitas substansif diterapkan dalam kegiatan pendidikan,maka akan terjadi usaha untuk menjalankan visi,namun tetap memperhatikan kemampuan segenap elemen yang berperan mencapai tujuan tsb, sehingga dengan hal tersebut dapat diperoleh metode dan cara yang tepat untuk mencapai tujuan,namun sesuai dengan kemampuan elemen pendukung
Poin 5
Herbert Marcuse menyatakan bahwa teknologi adalah suatu metode yang paling efektif untuk mengontrol individu dari luar,dia tidak percaya bahwa teknologi bersifat netral, sebaliknya ia melihat teknologi adalah alat untuk mempengaruhi dan mendominasi orang lain
Apabila Poin ketiga ini diterapkan dalam sistem/proses pendidikan, maka akan tercipta yang dinamakan “pendidikan yang berbasis teknologi” dimana teknologi berperan besar dalam proses pendidikan yang pada akhirnya dapat menciptakan lulusan yang kompeten di bidang teknologi, saat ini perkembangan internet sudah sangat pesat, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa kelak internet menjadi sumber utama ilmu pengetahuan menggantikan fungsi buku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar