Analisa, perencanaan,pelaksanaan, dan Evaluasi E-learning
Analisa
sebelum merencanakan
pembelajaran E-Learning, perlu mempertimbangkan beberapa aspek yang dapat
mempengaruhi jalannya pembelajaran E-learning kedepannya, diantaranya :
1.
Berapa biaya mengkonversikan kegiatan pembelajaran
di dalam kelas ke dalam format electronic multimedia?
2.
Perlukah semua kegiatan belajar dikonversi?
3.
Melakukan konversi sendiri atau minta bantuan?
4.
Bagaimana memeriksa efetifitas proses konversi?
5.
Siapa manusia yang terlibat dalam penerimaan
perubahan?
6.
Bagaimana mengimplementasikan konversi yang terbaik?
7.
Apakah manfaat yang diperoleh dalam pengkonversian
dalam bentuk e-learning?
Perencanaan
Dalam perencanaan Sistem
e-learning terlebih dulu melalui proses-proses tertentu, yakni :
1. Perlu diadakan
analisis kebutuhan
2. Melakukan studi
kelayakan, dengan komponen penilaian
·
Apakah secara teknis dapat dilaksanakan ?
·
Apakah secara ekonomis menguntungkan ?
·
Apakah penggunaan e-learning diterima masyarakat ?
3. melakukan Perencanaan
Sistem e-learning meliputi ketersediaan:
1. Infrastruktur
2. Software
3. Materi Ajar
4. Expert Sistem
5. Guru / Dosen
6. Biaya
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa strategi pelaksanaan
model pembelajaran e-learning, setidaknya terdapat empat model yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan e-learning di lembaga-lembaga Formal. Setiap model yang
digunakan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pemilihan bergantung
kepada infrastruktur telekomunikasi dan peralatan yang tersedia di sekolah.
Model-model tersebut ialah:
1.
Selective Model
Jika jumlah komputer sangat terbatas, ia dapat ditunjukkan kepada siswa sebagai
bahan demontrasi saja. Jika ada beberapa komputer, siswa diberi peluang untuk
mendapat sedikit pengalaman hands-on.
2.
Sequential Model
Jika jumlah komputer sedikit, siswa dalam kelompok kecil bergerak dari satu set
sumber informasi ke sumber yang lain. Bahan e-learning digunakan sebagai bahan
rujukan atau bahan informasi baru. Jika terdapat beberapa komputer, siswa
diberi peluang untuk mendapatkan pengalaman hands-on.
3.
Static Station Model
Jika jumlah komputer sedikit, guru mempunyai beberapa sumber berbeda untuk
mencapai objektif pembelajaran yang sama. Bahan e-learning digunakan oleh
beberapa kelompok siswa manakala siswa lain menggunakan sumber yang lain untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
4.
Laboratory Model
Jika jumlah komputer mencukupi untuk semua siswa, maka bahan e-learning dapat
digunakan oleh semua siswa sebagai bahan pembelajaran mandiri. Model ini boleh
digunakan jika sekolah mempunyai perangkat komputer yang dilengkapi dengan
jaringan internet
Evaluasi
Dalam pengukuran
evaluasi e-learning dapat digunakan alat ukur yang
sama dengan pembelajaran dikelas. Oleh karena itu, tidak perlu
mengembangkan atau menerapkan teori baru untuk mengukur keberhasilan
e-learning, hanya perlu meneruskan sistem yang sudah ada dan sudah
diterapkan dalam pembelajaran di kelas selama ini dengan mengembangkan
alat-alat teknologi sebagai media evaluasi e-learning.
Evaluasi dapat dilakukan pada tiga waktu, yaitu (Timothy, 2000: 220-221):
1.
Sebelum proses pembelajaran (before)
Evaluasi ini
dilakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung dan berfungsi untuk mengukur
potensi pelajar tentang materi yang akan disampaikan, sehingga instruktur dapat
menganalisis kebutuhan pelajar berdasarkan latar belakang pengetahuan yang
telah dimiliki.
2.
Pada saat proses pembelajaran (during)
Evaluasi ini
bertujuan mengukur dan menganalisis proses pembelajaran serta merevisinya
menjadi lebih baik.
3.
Setelah proses pembelajaran (after)
Evaluasi
yang dilakukan setelah proses pembelajaran berfungsi untuk mengukur efektifitas
dan efisiensi proses pembelajaran yang telah berlangsung demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Jika jumlah komputer sangat terbatas, ia dapat ditunjukkan kepada siswa sebagai bahan demontrasi saja. Jika ada beberapa komputer, siswa diberi peluang untuk mendapat sedikit pengalaman hands-on.
Jika jumlah komputer sedikit, siswa dalam kelompok kecil bergerak dari satu set sumber informasi ke sumber yang lain. Bahan e-learning digunakan sebagai bahan rujukan atau bahan informasi baru. Jika terdapat beberapa komputer, siswa diberi peluang untuk mendapatkan pengalaman hands-on.
Jika jumlah komputer sedikit, guru mempunyai beberapa sumber berbeda untuk mencapai objektif pembelajaran yang sama. Bahan e-learning digunakan oleh beberapa kelompok siswa manakala siswa lain menggunakan sumber yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
Jika jumlah komputer mencukupi untuk semua siswa, maka bahan e-learning dapat digunakan oleh semua siswa sebagai bahan pembelajaran mandiri. Model ini boleh digunakan jika sekolah mempunyai perangkat komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar